Monolog: Kisah Putih Ombak Pilu Bukan Halangan Yang Tak Dianggap Tawamu Yang Terakhir

Minggu, 15 Januari 2012

Underdog Bagian 4

Underdog: Mengerikan
Ayo, baca sebelumnya:

"Assalamu alaikum," aku berteriak sambil mengetuk pintu rumah. Lelah. Aku berdiri sambil bersandar dipintu untuk menopang berat tubuh ini. Masih dilanda penasaran untuk bertemu sang pujaan, terlebih bayangnya terus saja menghantui benakku. Entah apa yang terjadi denganku belakangan, apakah mungkin jatuh cinta? "Huuftt," aku menghela nafas sambil mengelap dahi.

Ceklek. Pintu dibuka seketika aku tetarik kebelakang, hampir terjatuh. Aku menyeimbangkan tubuh dan jemariku menyentuh lantai. Kaca mataku juga telah mencapai ujung hidung, ya nyaris terhempas. Aku  mencoba berdiri, "Aduh, mama, kenapa buka pintunya tiba-tiba?" tanyaku menatap mata ibu.

"Siapa suruh kamu bersandar dipintu." serunya.

Aku menunduk, "Iya sih, ma. Maaf" lalu menyudahi pembicaraan singkat itu.

Aku menderu dalam kecepatan langkah menuju kamar mandi, aku ingin menghilangkan kepenatan setelah kekecewaan melandaku. Nyanyian dalam keheningan, ya aku melantunkan beberapa lagu lama. Jika cinta dia, jujurlah padaku, batinku terhenyak saat melantunkan bait tersebut. Cinta? pikirku dalam hati.


Aku bergegas setelah mandi lalu menyinggahi ibuku yang sedang duduk santai diruang tamu, "Mama!" seruku sembari menepuk bahunya.

"Eh, kamu mengejutkan mama aja, ada apa?" ia menoleh kebelakang.

"Aku punya pertanyaan." seruku sambil tersenyum.

"Iya, ada apa memangnya?" balasnya tersenyum.

"Apa sih cinta itu?" pertanyaanku menggantung.

Ibuku tampak terkejut, aku melihat pupil matanya sedang bergoyang tak karuan. Melihat keatas lalu kebawah, kekiri dan kekanan. Terlihat juga bagaimana jemarinya menari diatas sofa, lalu ia menyandarkan lehernya diatas pangkuan sofa, aku pikir ia tidak tahu jawabannya.

"Mama tidak tahu? Yasudahlah." aku membalikkan badan.

"Kenapa tanya seperti itu? Sini duduk dulu disamping mama." pintanya.

Aku duduk disampingnya lalu bersandar dibahunya, "Penasaran aja sih. Hehehe" jawabku singkat.

"Cinta itu perasaan yang abstrak dimana nada hati dalam getaran tak bermelodi, dimana rindu terbalut dalam harmoni yang syahdu."

"Aku tak mengerti maksudnya, ma." aku menoleh melihat wajahnya.

"Kau akan tahu artinya jika kau merasakannya."

Aku semakin tak mengerti. Apakah aku yang bodoh atau memang pernyataan ibuku yang sengaja dibuat mengambang? Entahlah. "Baiklah, ma. Kalau begitu aku tidur dulu." aku mengecup dahinya lalu menuju kekamar.

Terbaring diatas ranjang sendiri dengan kaki menjulur lurus, kepala menimpa kedua lenganku. Aku kembali dalam rasa penasaran. Bingung. Aku sungguh tak mengerti apa yang ibu baru saja katakan. Rasa itu hinggap hingga aku menutup mata dalam kesunyian malam.

"Dewi!" teriakku dalam kesadaran semu. Ia duduk disebuah taman sambil membaca buku. Aku mencoba mendekatinya, tidak, kakiku seakan ada yang mengikat. Ular? Ya, sepasang ular melilit dikedua kakiku. Aku bergegar, tanganku menyingsing celana dan hatiku menjerit. Dewi tetap terdiam tak melihatku. Tiba-tiba datang dua orang bertopeng mendekatinya, mereka menutup mulut Dewi menggunakan sapu tangan.

"Deewwii!" kini teriakanku lebih keras dari sebelumnya. Ia pergi bersama dua orang misterius itu. Ular dikakiku juga menghilang. Kemana mereka?

"Arrghh," teriakku menggelegar diseluruh penjuru kamar. Aku terduduk dan terhenyak sejenak, lalu mengelap keringat. Pfftt. Apa yang sedang terjadi sebenarnya? Bermimpi? Arrgh. Semoga saja hal itu tak akan terjadi. Aku melihat jam dinding menunjukkan pukul setengah lima pagi. Aku berdiri dan bergegas  mengambil wudhu. Hatiku sedikit tenang kali ini setelah melakukan shalat shubuh. Syukurlah.

Bersambung...

Ketika rasa takut itu datang, berserah dirilah kepada Yang Maha Kuasa. Lalu, apa yang akan terjadi selanjutnya?



Bagikan Artikel di:

12 komentar:

  1. "kau akan tahu artinya disaat kau merasakannya" dan aku sekarang merasakannya #plaak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ngahahaha ~(^_^)~ John kan karakter yang bodoh bang T_T

      Hapus
  2. kenapa ular nya ga dilawan sama elang dan naga-naga an :P

    BalasHapus
  3. wah bersambung nih..
    ijin follow blog aja deh biar enak bacanya..hehe
    salam kenal ya..

    BalasHapus
  4. numpang komen (maaf gak nyambung sama tulisan hehe)

    BalasHapus
  5. namanya dewi.. sama kaya mantan pacar saya waktu masih kuliah -__-

    BalasHapus
  6. Hmmmm... ditunggu lanjutannya...

    BalasHapus

Komentar tidak melalui seleksi apapun. Jadi, ayo berkomentar! Tapi yang beretika yah. Terima kasih untuk tidak jadi Spammer. ^_^

newer posts older posts back home