Intuisiku menggerakkan jasad yang terbelenggu, mengingatkan sejarah kedigdayaan pahlawanku. Ia yang memiliki derajat diatas segala umat. Seorang lelaki yang menaklukkan dunia atas izin maha Kuasa. Aku juga lelaki dan aku mencintainya. Terdengar aneh memang, namun sejatinya orientasiku normal. Wajahnya yang menyembulkan cahaya, aku tak pernah melihatnya. Atau sekedar mendengar dakwahnya langsung? Sekalipun tak ada. Ia Rasulullah.
Disini. Korneaku menyerap refleksi cahaya, lalu memprosesnya dalam kognitif dibalik tengkorakku. Hiruk pikuk? Persis. Aku dapat melihat karnaval yang dibaluti tawa antar sesama. Sangat jelas. Namun disana, sepasang mata berbinar memancarkan sendu yang menyentuh hatiku. Aku melangkah mendekatinya dalam perasaan ganjil.
"Hai!" sapaku ringan.
Ia menoleh kehadapanku sembari mengelap matanya, "Oh, halo!" balasnya dengan senyum.
"Kau menangis?"
Ia hanya membalasku dengan tawa ringan, "Aku bahagia," lanjutnya kembali meneteskan air mata.
Ia pasti berbohong. Aku melihat kesenjangan pada dimensi yang sama, hanya terpisahkan beberapa langkah kaki. Aku tak bisa mempercayai perkataannya. Striatum sentral yang kumiliki telah melakukan tugasnya, ia telah memberikanku cukup waktu untuk rasional.
"Kesenjangan ini begitu kontras. Tapi, mengapa kau bahagia?" tanyaku melawan logika.
Ia terdiam sejenak, mungkin menenggak beberapa ucapan tajamku, ya sepertinya ia sedang mencernanya. Ia hanya tersenyum, lalu jemarinya menunjuk tegas kearah timur, "Kau melihatnya? Disana!" ujarnya.
Aku mengangguk, "Ya!"
"Itu ibuku sedang bersama adikku. Aku bahagia melihatnya."
"Mereka hanya duduk dan mengemis! Mengapa kau bahagia?" balasku bingung.
"Karena kami akan makan nikmat hari ini. Karnaval ini membawa berkah!"
Hanya sebatas itukah stigmanya akan kehidupan? Miris. Aku memang bukanlah seorang maha kaya yang menghambur-hamburkan uang untuk kenikmatan sementara. Aku hanyalah aku. Seorang yang bernasib sedikit lebih beruntung darinya.
"Jika kau berfikir begitu. Panggil ibumu kesini. Kita makan yang nikmat bersama," ajakku.
Raut wajahnya terkejut, "Maksudmu?" balasnya.
"Serius. Ayo kita makan bersama."
Ia berlari mengajak ibunya dengan raut gembira. Kami makan disebuah warung kecil yang aku rasa cukup mewah bagi mereka. Batinku tersenyum. Aku melihat lahapnya, serta mendengar jeritan bahagia. Syukurlah, aku masih bisa berbagi untuk sesama. Hingga senja menjemput malam, kami berpisah dalam senyuman yang dalam. Aku juga bahagia.
Rasulullah pernah memberikan makanannya
pada seseorang yang kurang beruntung,
walaupun sejatinya beliau juga lapar.
Selamat memperingati Maulid Nabi! ^_^
(Aku Juga Bahagia karya Basith K. Adji)
Dilarang menyebarluaskan cerpen ini tanpa izin penulis.
Sebaik-baiknya manusia, ialah yang bermanfaat bagi orang lain. ingat ya cith.. hehe
BalasHapusSelamat memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. semoga semakin bisa mengerti maknanya dan mengimplementasikannya. Amin.
Naaah! bener pun :'> hehehe Amiinn ^_^
Hapusbahasanya keren...jadi kangen nulis lagi :)
BalasHapusbtw, maulid di jerman gimana ya? o.o
Makasih bang :D Maulid disini benar2 sepi >.< hehehe
Hapusbener-bener USWATUN KHASANAH
BalasHapusAlhamdulillah :D
Hapuskereenn :)
BalasHapusmu'ucih emel :*
HapusSederhana, tapi dalem banget karena ada sosok Raslullah menjelma sebagai si 'aku'. Yang baca juga ikutan bahagia jadinya. Love this one!
BalasHapusBaguslah kalo suka kaka~ hihihi
Hapuswah kalimatnya indah....
BalasHapusmampir ke blogku ya
:)
Makasih :) oke deh ^_^
Hapusbaaaaaaaang gw terharu tadi pagi baca di hape...
BalasHapusbikin gw makin bergetar..
#kenapa sih gw harus curcol di blog orang mulu =D
Wahahaha :)) aku pendengar yg baik abaang *elus2 rambut kamu*
Hapussebaik-baiknya makhluk adalah ia yang perduli terhadap orang lain..
BalasHapusTepat! ^_^
Hapusaduh basith, jago nulis euy. btw tulisannya dilindungi udang ya?
BalasHapusMakasih ka pin :) Hahaha dilindungi hatiku #apadeh #plak :p
HapusAmiiiiin :D disini maulud-annya bener2 sepi, gak ada perayaan yg wah seperti di Indonesia hehehe :D
BalasHapusbagus banget :') selamat memperingati maulid nabi Muhammad SAW, our Idol :)
BalasHapusMakasih :D Ya! selamat memperingati maulid Rasulullah! :D
HapusWah.. selamat memperingati hari Maulid Nabi ya Shit, eh sith..
BalasHapus:D
ah dasar kamu hehehe :p iya, selamat memperingati maulid Rasulullah yah ^_^
Hapuscumcum makin jago aja nulisnya :)
BalasHapusbtw terharu deh bacanya :')
semoga semakin lama, manusia bisa selalu peduli terhadap nasib dan kehidupan orang lain :)
Alhamdulillah, makasih nekmut ^_^ yap! setuju :D
Hapusdiksi dan makna yang selalu menggugah. karya yang inspiratif :)
BalasHapusmakasih dara :)
Hapusgila bang basith, sori sepertinya dulu pernah mau ijin follow tapi kelupaan :). sekarang udah berhasil ane follow :).
BalasHapusih bahasanya keren bang, apalagi sambil ndengerin instrumennya serasa nyatu dah, keren keren.
Aduh, aku masih waras bang :p hahaha Makasih yah ^_^
Hapushahahaha :)) ayooo ayooo #plak
BalasHapus