Mereka bilang aku bersandiwara, atau mungkin ini fantasi belaka. Biarlah. Aku cukup menjadi saksi sebuah cita; menapaki bumi Eropa. Aku juga berpikir ini adalah keberuntungan yang nyata. Ya, semua mungkin saja terjadi.
Langkahku menyeret lambat ditepian kota. Aku memandangi jalanan yang tak berpenghuni, lengang. Masih sendiri. Udara disekitar seakan membekukan aliran darahku, tujuh derajat celsius bukanlah hal yang wajar mengingat aku yang berasal dari daerah tropis. Bibirku meniup lembut kedua telapak tangan, ya terasa sedikit lebih hangat. Selang beberapa waktu, jejak kakiku terhenti, mataku menangkap refleksi cahaya; sebuah destinasi indah.
“Pohon gundul raksasa!” ujarku mendekat.
Siluet hitam kami menyatu, perlahan bahuku bersandar pada pohon gundul tersebut dan mulai mengeluarkan secarik kertas dan pena. Sahabat. Entahlah, kata itu menggema dalam pikiranku. Aku menatap cakrawala yang memerah, lalu sejenak memejamkan mata.
Aku tersenyum. Dua puluh tahun yang lalu. Kala empat sekawan berlarian diatas ilalang, menari melantunkan melodi. Terjatuh, lalu kembali berdiri. Aku masih mengingatnya. Sangat detil. Tak seperti cerminan masa kini, jatuh dan asa berpeluhkan perih. Dongeng "Sang Putri, Pangeran Berkuda, dan Dua Kurcaci" kamilah yang membuatnya. Kebersamaan, itulah hakikatnya.
"Hahaha. Miris sekali, aku menjadi kurcacinya" ucapku masih dalam bayang masa lalu.
Hening. Aku kembali diam dan termangu, aku berada dalam titik terdalam rindu. Rasa yang menyentuh menghadirkan tetes sendu, seirama dengan nyanyianku, "Sang Putri, Pangeran Berkuda, dan Dua Kurcaci, hahahaha!" sambil memaksakan tawa.
Aku membuka mata,"Zihny, Juni, Funy, adakah kalian merinduku disana?" lanjutku.
Aku melukis aksara dan seekor kuda yang berselimutkan sarung; s-a-h-a-b-a-t. Begitulah aku memanggilnya. Jamah jemariku mengelus kertas putih yang telah ternodai tinta. Aku meratapi setiap tanda, berharap seonggok doa menyertai mereka.
"Wahai rembulan, refleksikanlah rinduku pada mereka saat engkau ada!"
Aku tak bisa mengulang masa, tak pula melangkahinya. Sekarang, aku hanya bisa menyusun frasa. Perlahan, hingga mentari bersembunyi dan rembulan menghampiri. Inilah sebuah titik balik, aku sadar akan itu semua. Setiap hari aku datang kesini untuk sekedar menulis. Sungguh, pohon gundul raksasa yang menghadirkan ketenangan.
Genap se-quarter tahun, aku mendapati kristal berjatuhan dihadapanku. Semakin sejuk, mungkin minus sembilan derajat celsius. Aku kembali menghampiri destinasi itu, semuanya putih. Bahkan, aku tak dapat menyandarkan bahu lagi; semua tertutup bak misteri.
"Hey, rembulan! Katakan pada mereka, aku telah selesai melukis aksara! Buku ini akan kucoba untuk diterbitkan di nusantara, agar mereka dapat menjumpaiku disini, dalam fantasi." teriakku sambil berlutut. "Dimana kau, wahai rembulan?! Aku tak dapat melihatmu, apakah kau bersembunyi dibalik awan?" lanjutku.
Ia bungkam. Air mataku mengalir dan tak membeku. Aku memutuskan untuk pulang tanpa jawaban, ke apartemen yang kusewa. Bagi seorang pencari ilmu, aku rela berpetualang bertemankan rasa ingin tahu. Ya, aku sekolah disebuah benua terpisah, dari mereka.
Tak lelah aku mencoba, penerbit demi penerbit kusinggahi dalam dimensi lain; dunia maya. Berhasil. Salah satu diantara mereka mungkin mendapatkan hidayah setelah membaca tulisanku. "Yey, jangan lupakan aku, sobat! Aku akan menghampiri kalian!" ucapku dalam sanubari.
Luar biasa. Tak seperti kala aku menanti mereka, buku karyaku laku keras dalam durasi singkat. Inikah bukti sebuah karya dari hati? Mungkin saja. Aku menulis dengan rasa yang berfluktuasi penuh ekspektasi. "Semoga kalian membacanya, sobat!"
PS: Seperti yang tertulis diatas, ini adalah cerpen kompilasi. Maksudnya, kami (saya, Uzay, Zihny, Juni, dan Funy) sepakat untuk menulis sebuah cerpen dalam tema persahabatan yang akhirnya meruncing pada sebuah judul "Sang Putri, Pangeran Berkuda, dan Dua Kurcaci", namun dengan gaya menulis masing-masing. Tokoh disini adalah nyata, cerita disini juga begitu, walau tak sepenuhnya. Nah, supaya dapat gambaran lebih jelas, silakan baca cerpen buatan bang Uzay dan Funy hohoho :D
Aku tersenyum. Dua puluh tahun yang lalu. Kala empat sekawan berlarian diatas ilalang, menari melantunkan melodi. Terjatuh, lalu kembali berdiri. Aku masih mengingatnya. Sangat detil. Tak seperti cerminan masa kini, jatuh dan asa berpeluhkan perih. Dongeng "Sang Putri, Pangeran Berkuda, dan Dua Kurcaci" kamilah yang membuatnya. Kebersamaan, itulah hakikatnya.
"Hahaha. Miris sekali, aku menjadi kurcacinya" ucapku masih dalam bayang masa lalu.
Hening. Aku kembali diam dan termangu, aku berada dalam titik terdalam rindu. Rasa yang menyentuh menghadirkan tetes sendu, seirama dengan nyanyianku, "Sang Putri, Pangeran Berkuda, dan Dua Kurcaci, hahahaha!" sambil memaksakan tawa.
Aku membuka mata,"Zihny, Juni, Funy, adakah kalian merinduku disana?" lanjutku.
Aku melukis aksara dan seekor kuda yang berselimutkan sarung; s-a-h-a-b-a-t. Begitulah aku memanggilnya. Jamah jemariku mengelus kertas putih yang telah ternodai tinta. Aku meratapi setiap tanda, berharap seonggok doa menyertai mereka.
"Wahai rembulan, refleksikanlah rinduku pada mereka saat engkau ada!"
Aku tak bisa mengulang masa, tak pula melangkahinya. Sekarang, aku hanya bisa menyusun frasa. Perlahan, hingga mentari bersembunyi dan rembulan menghampiri. Inilah sebuah titik balik, aku sadar akan itu semua. Setiap hari aku datang kesini untuk sekedar menulis. Sungguh, pohon gundul raksasa yang menghadirkan ketenangan.
Genap se-quarter tahun, aku mendapati kristal berjatuhan dihadapanku. Semakin sejuk, mungkin minus sembilan derajat celsius. Aku kembali menghampiri destinasi itu, semuanya putih. Bahkan, aku tak dapat menyandarkan bahu lagi; semua tertutup bak misteri.
"Hey, rembulan! Katakan pada mereka, aku telah selesai melukis aksara! Buku ini akan kucoba untuk diterbitkan di nusantara, agar mereka dapat menjumpaiku disini, dalam fantasi." teriakku sambil berlutut. "Dimana kau, wahai rembulan?! Aku tak dapat melihatmu, apakah kau bersembunyi dibalik awan?" lanjutku.
Ia bungkam. Air mataku mengalir dan tak membeku. Aku memutuskan untuk pulang tanpa jawaban, ke apartemen yang kusewa. Bagi seorang pencari ilmu, aku rela berpetualang bertemankan rasa ingin tahu. Ya, aku sekolah disebuah benua terpisah, dari mereka.
Tak lelah aku mencoba, penerbit demi penerbit kusinggahi dalam dimensi lain; dunia maya. Berhasil. Salah satu diantara mereka mungkin mendapatkan hidayah setelah membaca tulisanku. "Yey, jangan lupakan aku, sobat! Aku akan menghampiri kalian!" ucapku dalam sanubari.
Luar biasa. Tak seperti kala aku menanti mereka, buku karyaku laku keras dalam durasi singkat. Inikah bukti sebuah karya dari hati? Mungkin saja. Aku menulis dengan rasa yang berfluktuasi penuh ekspektasi. "Semoga kalian membacanya, sobat!"
(Pohon Gundul Raksasa karya Basith K. Adji)
Dilarang menyebarluaskan cerpen ini tanpa izin penulis.
PS: Seperti yang tertulis diatas, ini adalah cerpen kompilasi. Maksudnya, kami (saya, Uzay, Zihny, Juni, dan Funy) sepakat untuk menulis sebuah cerpen dalam tema persahabatan yang akhirnya meruncing pada sebuah judul "Sang Putri, Pangeran Berkuda, dan Dua Kurcaci", namun dengan gaya menulis masing-masing. Tokoh disini adalah nyata, cerita disini juga begitu, walau tak sepenuhnya. Nah, supaya dapat gambaran lebih jelas, silakan baca cerpen buatan bang Uzay dan Funy hohoho :D
hoho mantaps nih,keknya mau ngalahin cerita cinderella ato princess laennya teman,selamat berkreasi lagi
BalasHapusHahaha, semoga saja bisa melegenda gitu :) Amin ^_^
Hapusjiahahaha meski ini terlihat galauan kesendirian rindu tapi kok gw malah ketawa ya.. hmph jdi ga sabar ngelanjutin part berikut nya..
BalasHapuslagi lagi kau membuat ku terkagum dengan untaian bahasa mu nak...
good job..
Hahaha, abisnya kan kamu bilang aku harus buat seakan-akan aku menceritakan sesuatu yg ada di Jerman, terlebih aku akan jadi penulis gitu :D Aku buat hiperbola aja jadinya, galau2 gimana gitu hahahaha =))
HapusHihihi, makasih abang :">
aku merindukanmu kok sith, tenang aja, gak usah takut #plaak
BalasHapushahaha singkat padat jelas dan aku terharu *tebar confetti* *dilemparin beling*
Hahahaha, kamu terharu akunya galau #eh :p
Hapuscie ngegalauin aku atau rin? #ditaboksejutaumat hahahahahahaha
HapusNah loh, kenapa rin? -_-a itu masa lalu, dari pada kamu, masih aja gak bisa move on ama mantan hahahaha =))
Hapusaku udah move on sith, terus aku anggep kamu apa --" zzz
Hapushahahaha, eaaaak :p
Hapuspr besar suasana kurcaci funy itu.. belum dapet feelnya gimana keseharian dia di sana... haha...
BalasHapusHahahaha, namanya juga project pertama bang, aku gak kepikiran :D abisnya gak ada kisi2nya gitu, apa yg harus ada dan gak ada #plak hahaha :p
Hapusaishh.. :)
BalasHapusbahasamu itu loh nak.. mngalihkan khayalanku.. *halah*
jadi penasaran ama cerita yg laein juga hahaha :P
Hohohoho :D Uhm, kalau penasaran, baca2 aja ceritaku yg lainnya :)
HapusMendadak haru karna bahasanya :-)
BalasHapusYuhuuu juni, ntar gantian kamu yg buat ceritanya yah, jangan lama2 :p
Hapusapa yaa... entah ya... setiap kali baca karya-karya-mu selalu ingat Clara Ng bang. kau dan Clara Ng banyak kesamaan dalam hal menulis. contoh: banyak menggunakan majas personifikasi di dalam cerita-cerita yang ditulisnya. tapi it's good...
BalasHapusdan satu, aaaaaaaaaaaaaaaaa saya mau ikutan ini cerpen kompilasi kakak XD #plak
Hohoho, begitu yah bang? :D Aku belum pernah baca karyanya, mungkin akan kucoba utk lihat2 ntar, tapi disini mungkin gak ada dijual yah :D Makasih bang daka :D
Hapushahaha, ntar kita kan mau buat juga berdua ;) Temanya apa nih? :D
Iya bang, aku saranin baca karyanya yang berjudul "Malaikat Jatuh". "Akhir", "Istri yang Sempurna" dan "Barbie"
Hapusnah itulah, kita diputar-putar oleh tema yang nggak nemuin kesepakatan? Dark Fantasy? #plak
Makanya Daka baca yang part pertama dong nanti juga ada peran mu bang..
HapusBang daka: Hahahaha, sip sip bang :D eh, dark fantasy ujung2nya horror uwaaaah hahaha
HapusBang ujay: hahaha bener! :D
Hapusberbeda sedikit lah dengan horror :D XD
Hapusbang ujay: haaha okeeey bang sudah dibaca kok :D
Hahaha, beda? #plak :p Boleh sih dicoba ;)
Hapusaaaah clara ng aku suka yang tea for two!!!! xD
HapusHohoho :))
Hapus"20 tahun yang lalu"....???? usia mu berapa, Basith? hahaha....
BalasHapusentah lah. tulisan-tulisan mu ini sudah seperti kelas kakap. tapi aku tetap mengfavorite kan tulisan mu bergenre komedi ^^
sukses Basith...ditunggu di indonesia. kita kopdar nasional :)
Hahaha, kan ini kenyataan yang aku ceritakan dgn melebih2kannya, ada beberapa yg gak bener :D Hihihi sipsip, variasi cerita dong mbak ^_^
Hapussemangat hari ini cerpenku bakal selesai yay :D
BalasHapusaku terharu bacanya :') seolah-olah cerpen ini bukan fiksi hahah
soalnya aku pernah ngerasain pisah sama sahabat baik aku, biarpun beda kota tapi... huhu *curcol*
Hahaha, aku juga beneran pisah dgn sahabatku, ini bukan fiksi kok, walau ada beberapa didalamnya yg gak bener hahaha =)) kayak jadi penulis sukses, itu belum XD
Hapuswihii menarik :D
BalasHapusYuhuuu~
Hapushaaaaaaaaaaaaah, keren :O ini pengalaman pribadi ? :D
BalasHapusAda sebagian :) Makasih yah ;)
Hapusedan haha,tulisan lo udah kaya cerita2 novel papan atas #eaaa wkwk.wah,ini nyata yah bukan fiksi?cool =)))) btw salam kenaaaal kakaaa
BalasHapusMakasih :) Ini nyata, tapi gak sepenuhnya, ada beberapa yg hiperbola :D salam kenal jugaa :D
Hapusuwaaa cerennya keceeehh !! lagi bikin kompilasi ternyata :3
BalasHapusmuehehe
ini kayaknya sebagian isi cerpennya curhat bang? ya gak ? bukan ya?
eh iya, aku suka bagian ini --> "Wahai rembulan, refleksikanlah rinduku pada mereka saat engkau ada." rasanya gimana yah bang? agak mendalam kalimatnya xP
Iyep! Kompilasi gitu dika, dibuat cerita masing2 dengan satu tema :) Hohoho baguslah kalau suka :*
HapusHahaha, aku juga mau gitu tika XD andai saja yah :p eniwei, makasih ;)
BalasHapusWaaah dalem banget sith, jadi inget sahabat gue yang pindah ke padang!! :(
BalasHapusKereennnn, nusuk banget ke hati *apa banget -_-"
Woaaah~ dan ini adalah sebagiannya kisah nyata, jadi sangat mungkin terjadi diantara kita XD
Hapusbahasanya bagus. yang mau gue tanyain ini kisah nyata sit ? sama funy sahabatan gitu ya ? *baru tau* *ketinggalan banget lu jeng*
BalasHapusIya, separuhnya kisah nyata, tapi gak semuanya :D Dengan puni? bisa dibilang begitu :D
HapusWah, keren banget. Aku suka :)
BalasHapusBaguslah kalau kamu suka :D
Hapuswah kayaknya makin jago nulis nya nih bang...
BalasHapusAmin, semoga saja :D
HapusJadi bener ternyata. Ini berdasarkan kisah nyata ya awalnya. Cuma yang di ceirtakan memiliki versi tersendiri. Dari mulai uzay gingsull dan kawan2nya. Kisah kurcaci dan pangeran berkuda. Dimanakah jerman dan rumah pohonnya kawan. Super sekali cerita2nya. Mantap sekali kawan.
BalasHapusYap! sebagian kisah nyata :) hahaha Makasih yah ;)
Hapusaku suka pilihan bahasa kata2nya, terbilang hiperbola tapi enak dimengertinya :)
BalasHapusBaguslah kalau kamu suka, makasih yah ^_^
Hapusmakin jago aja basister ini :D terusin sistt..
BalasHapusHohoho, makasih nek ;)
Hapussatukan hati baru bisa :P
BalasHapuskayaknya ini ada sedikit curcolan yang pengen kopdar sama temen blogger di Indonesia. :P
BalasHapusHahaha, bukan bang, ini murni cerpen kompilasi yg dibuat sedemikian rupa :P Walaupun aku mau kopdar uwaaah~ hahaha XD
HapusAbang jerman yg satu ini meang jagonya bikin cerpen dengan kata2 yg dahsya.. hahah keren sith!! dijadiin novel aja gabung sama author lainnya :)))
BalasHapusHohoho, makasih tami :D Uhm, dijadiin antologi gitu? terlalu sulit, bisa sih kalo dikumpuli, inikan project pertama, mungkin lain kali hihihi XD
Hapuskompleks, dan imajinasi liar :D
BalasHapusGreat Story!segera dipatenkan :D
Dipatenkan? caranya gimana yah mas hohoho XD
Hapusbaru baca bang,,terpesoni oleh rangkaian kata indahmu. Kubaca sambil menikmati hangatnya suhu kota Bandung *bisa dibilang panas*
BalasHapusbahahhaa lanjutkan bang :D
ntar kuliahnye jurusan sastra Indo aje dah :))
Hohohoho, masuk sastra? Mungkin itu pilihan alternatif XD
Hapuswah bang BasithKA jago nulis juga ya, ada rencana buat buku kah bang?
BalasHapusKalau rencana ada :)
HapusSPAM!
BalasHapusWalau sekarang tinggal di Jerman, tapi tulisannya Indonesia abis.
BalasHapus