Secarik suci yang tak ternoda; itulah aku sang kertas putih. Tubuhku yang simetris dengan segala macam rupa tak menjadikan aku bangga. Walau disatu sisi mereka bilang diriku berguna. Aku menyediakan hadiah untuk mereka, berupa informasi yang tak ternilai harganya. Itu hanya kata pembaca. Setiap hari teman-temanku juga berkelana entah kemana. Seringan kumpulan kapas, begitu mudah melayang hanya dengan satu tiupan saja.
Kesana dan kemari. Aku dapat terbang ke sekolah, merelakan tubuh agar menjadi tempat bertenggernya frasa, menuangkan kembali sejarah, serta keindahan khasanah lainnya. Secara tidak langsung, aku pun berkomunikasi dengan sang pembaca, bahkan aku bisa menilik hingga ke dasar hatinya. Menangis? Tertawa? Perasaan itu begitu mudah untuk kupermainkan.
Feel the molody~
Terkadang aku juga menjadi suatu karya, layaknya keindahan seni origami dari negeri sakura. Para bocah manis melipatku hingga menjadi pesawat miniatur tanpa awak, aku senang akan hal itu. Terbang terarah dengan bantuan sayap dan melenggang kearah lemparan sang bocah. Aku seperti malaikat, bukan? Hahaha!
Sepertinya jawabannya adalah tidak. Ekspektasiku terlalu tinggi. Aku tak seistimewa itu. Setelah beberapa kali penerbangan, aku berakhir di tong sampah. Segala anganku musnah dan aku tak lagi memberikan sesuatu untuk dunia. Lalu, aku berakhir?
Lagi-lagi jawabannya tidak. Aku justru merasa beruntung menjadi kertas, kala seorang pemuda memungutku di masa aku menjadi lembar yang terkhianati. Aku tahu bahwa selembar kertas yang telah lusuh tak akan kembali sempurna. Tapi, mengapa ia ingin memakaiku? Apakah aku akan menjadi sesuatu yang lebih baik ditangannya? Atau bahkan menjadi seperti abu dan debu? Entahlah, hati semakin berkecamuk dengan pikiran ini.
Laksana melempar dadu, adalah misteri dimana segala hal dapat terjadi diluar dugaan. Aku takut tentang takdirku sendiri, sungguh. Andai aku dapat bersuara, mengapa diantara banyak temanku yang lebih indah harus aku? Mengapa aku yang dipilih?
Hari beranjak larut, jingganya cakrawa telah menjemput pekatnya malam. Begitu gelap, seperti perasaan hatiku saat ini. Persis. Namun, siapakah pemuda ini sebenarnya?
Ia mulai menarik pena dari selongsong kotak pencil. Satu liukan penanya mengembalikan keceriaanku, tentang takdir terindahku. Ia menulis sesuatu. Frasa indah pun terus mengalir hingga ia hampir menyudahinya.
“Yang terindah,
Cinta yang telah terkhianati menyajikan segala pilu di hati. Tahukah engkau tentang filosofi kertas yang ternoda? Sekali lusuh tak akan pernah kembali sempurna? Itulah hatiku. Sebagai bukti aku memberikan kepercayaan kepada secarik lusuh ini ‘tuk kembali sempurna. Mampukah ia? Hanya kaulah jawabannya, Muthia.”
Aku terhenyak begitu merasakan goresan hati darinya. Tentang kesempatan yang begitu perih untuk diberi. Ia memberikanku kepercayaan? Bukan itu maksudku! Namun, lebih kepada gadis bernama Muthia ini. Mencengangkan, bukan?
Brak!
Ia terjatuh. Selang sepersekian detik denting khas kaca mata yang pecah pun mengiringi. Pekik dan rintihan menyatu. Sebuah upaya hati untuk menerima kembali pengkhianatan cinta. Ia mengais lantai dengan tergopoh sembari meremas dada, “Meskipun ini meremuk-redamkan perasaanku, aku akan percaya padamu. Lagi. Untuk kesekian kalinya.”
Aku masih tergeletak sepi dan ia tetap bertahan. Tangannya menyisir mencari keberadaanku. Ia kembali merangkulku dengan jemarinya.
Kraasss!
Aku ronyok. Mengapa? Ia melemparku kembali ke tong sampah. Lagi, mengapa memo pendek ini tak disampaikan kepada gadisnya? Pertanyaan ini menggantung begitu saja. Aku tak berhak bertanya, dan mungkin tak akan pernah bisa.
Pada akhirnya pun aku akan berakhir berteman debu. Inilah kisah putih yang sesungguhnya. Aku akan didaur ulang sampai fragmen terkecilku ikut terbelah dan musnah untuk selamanya. Walaupun begitu, aku berterima kasih atas kepercayaan sang pemuda untukku, dan mungkin juga untuk sang gadis. Lagi, terima kasih, pemuda!
(Monolog: Kisah Putih karya Basith K. Adji)
Dilarang menyebarluaskan tulisan ini tanpa izin penulis.
Kertas kumal berakhir di TONG SAMPAH, setidaknya dia terlahir tak pernah sia-sia.. lebih baik dari tumpukan kertas yang belum pernah terjamah setelah dibuat..
BalasHapusIyep :) Interpretasi orang memang beragam tentang posting ini hihihi :D Makasih bang ujay
Hapusaish headernya baru bang :D
BalasHapuseh apa aku yang ketinggalan berita ya --"
Jiahahaha XD
Hapussatu kisah diantara ribuan bahkan jutaan kisah yang mungkin terjadi dari selembar kertas yang awalnya putih. seperti kata penulisnya tadi, satu kesempatan seperti lemparan dadu, tak ada yang tahu kesempatan mana yang akan muncul. seperti juga hidup, tak ada yang tahu kisah mana yang akan kita lewati dan bagaimana akan berakhir.
BalasHapusnice..., mari terus berkarya....
Iyep, mas :) InsyaAllah terus berkarya :)
Hapuskalo kertas origami gimana sith?
BalasHapusApanya yang gimana? :P
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusDihapus, lol :P
Hapusthanks sith bantuannya :) so meanful :)
BalasHapusIyep fer ;) Sama2 ;)
Hapus:) hidup itu tidak selamanya mulus dan selalu berada diatas..dan filosofi kertas ini mengajarkan untuk kita agar selalu bertahan pada kondisi apapun..
BalasHapusbanyak hal yang tidak tersampaikan karena pesimistis..seperti laki-laki dan perempuan itu :)
hint: kenapa harus andre namanya?? hihihi
Nah, bisa juga diinterpretasikan begitu :) Andre? hahaha aku ngasal aja namanya. :P
Hapusseperti kehidupan, kita tidak tahu kapan dan bagaimana yang jelas semuanya berputar sesuai dengan alurnya :D tidak ada yg seharusnya begini atau begini :) nikmati aja dan ikhlaskan :)
BalasHapusIya bener kak pit oenjoeh :D
HapusCinta tidak kesampean, kertas surat yg jadi tumbal ya...
BalasHapusHahahaha hanya jeritan hati sang kertas XD
Hapusmakhluk ini tak pernah kehabisan kata wiihihihihih
BalasHapusHihihi~ XD
HapusWah, tulisanmu keren. Semakin keren karena 'aku' di dalam tulisan ini adalah benda mati, tapi kamu membuatnya hidup!
BalasHapusMakasih abang ^_^
Hapuswah...makin keren aja nih kata-katanya bang :D
BalasHapusMakasih yah :)
Hapushidup bagaikan kertas kosong yang nantinya bakal diisi dengan tinta beragam warna,dan menimbulkan guratan yg berbeda setiap insannya,bila baik menjadi kenangan bila jelek tetap dia dulunya terlahir suci,putih bersih meski dikotori tangannya sendiri
BalasHapusIyap :) Banyak pelajaran dan interpretasi dari posting ini :D Syukurlah hehe
Hapuskeren.. baru sadar dengan filosofi kertas, sekali lusuh tak akan kembali sempurna :D
BalasHapusIyap, memang begitu kan bang ram? muhahaha XD
Hapussaya adem bacanya, pas dibarengi sama lagu itu..
BalasHapuskeren - keren.. saya sepertinya juga punya perasaan yang sama kayak yang kakak tulis
Hihihi :D Makasih :) Perasaan sama dgn penulis? xD
HapusSaya ga bisa komentar..
BalasHapusmati kata"...
Kata" yang indah udah dipakai semua (*__*)...
Hahahaha masih banyak frasa lainnya :P
Hapuskertas yg sudah lusuh tak bisa kembali seperti semula :(
BalasHapusmeskipun di setrika Y_Y
Iya bang shin hoho XD
HapusMakasih yah :)
BalasHapusbila aku menjadi secarik kertas, aku akan menjadi lebih sadar diri kalau-kalau aku 'kan berakhir di tong sampah. karena setiap ada kehidupan ada kematian, setiap ada pertemuan ada perpisahan dan apabila ada hal-hal yang berguna, suatu saat ia akan dilupakan dan dibuang. :D
BalasHapusKesannya memang menderita sekali jadi secarik kertas *.*
Hapuspenderitaan kalau dimaknai dengan berbeda bisa jadi sebuah pengabdian :P
HapusBikin header-nya dimana? bagus :)
BalasHapus#Sorry komennya GJ
Bikinnya pake Paint Tool SAI dibantu dengan Photoshop :)
Hapusdari smwa ny..
BalasHapusyg pling bikin trtarik adlh video ny..
kereeennn,,,
i like this song forever?!!!!
^^sesuai ma isinya..
MAMPIR yah k blog qu...
slam kenal
video-nya yah? muhahaha dasar =..= oke deh :)
HapusSaya sangat suka blog ini… saya mengunjunginya hanya untuk sekedar memainkan kursor dan melihat efek-efek yang di tampilkan dan tak lupa pula membaca postingan yang ada, hehe…
BalasHapusKarena saya bebal dan bodoh jadinya susah untuk bisa memajukan blog saya sendiri, saya ingin suatu saat blog saya bisa punya banyak follower seperti di blog ini… (wah… kok malah curhat….)
Hehehe, trims kalo suka blog ini :) I believe you can! ;)
HapusWoo.. Menghayati nih bacanya :))
BalasHapusBaguslah hehe ^_^
Hapusaku adalah kertas putih yang siap ternoda hitam kapan saja dan kau buang kapan saja, selayaknya hatiku yang hanya untukmu...
BalasHapusprosanya bagus... follow nd komen blogku yaaa... banyak prosa juga, he,... mohon sarannya...
Oke deh, anw, makasih :)
Hapusdalem.....tau..!
BalasHapus:)
Hapusbang, bahasanya keren dah :D
BalasHapusTrims :)
Hapuskeren
BalasHapusHidup ^_^
Apanya yg hidup? :P
Hapuskeren tulisannya. salam kenal ya...
BalasHapusizin follow blognya dan salam Solid!
Trims :) Salam solid!
Hapuswihhh,,
BalasHapusku kira sudh ad yg bru...
trnyta belum...
tpi gpp...
pling gk mampir ke sini,qu bisa buka video nya lgi
heheee
:D
:)
HapusTerenyuh bacanya. I like it! :)
BalasHapusSyukurlah kalau suka hehe :)
HapusBaru mampir lagi dimari. Seperti biasa imajinasi lo luar biasa bgt. Kisah petualangan si kertas yg menyaksikan kisah setiap orang dengan goresan tinta dan berakhir kembali menjadi kertas putih setelah di daur ulang.. :)
BalasHapusHehehe Makasih bang feb ^_^ Aku juga udah lama gak update dan blogwalking nih, kesibukan mau ujian hehehe :D
Hapusmaknanya bang :D
BalasHapuskeren banget.
Trims
Hapusmantep banget tulisannya
BalasHapusfufufu~
Hapustulisan yang indah dan bermakna....................I like this
BalasHapusHm, lezat yah? :P
Hapusi like this. sungguh.
BalasHapusMakasih kaka~ :D
Hapussalam gan ...
BalasHapusmenghadiahkan Pujian kepada orang di sekitar adalah awal investasi Kebahagiaan Anda...
di tunggu kunjungan balik.nya gan !
Wow bagus, mas.
HapusSama seperti aku, yang selalu 'mempercayakan' (meminjam gaya bahasanya mas Basith) apa pun yang ada di pikiran dan perasaan ke sebuah kertas (Kalau sekarang lebih sering di keyboard) :)
Its sad, but penuh makna.
Makasih mas erick :D
Hapussalam super sahabat,
BalasHapustetap semangat dan sukses selalu ya
ditunggu kunjungan baliknya :)
Muji lagi ah, kereeeeeeeeeeeeen.........
BalasHapusAnyway, kamu kayaknya hobi baca yah? Kosa kata dalam satu cerita ini lumayan beragam. Jangan bilang, bacaan2mu itu sastra2 lama Indonesia? 0_o