Monolog: Kisah Putih Ombak Pilu Bukan Halangan Yang Tak Dianggap Tawamu Yang Terakhir

Jumat, 24 Februari 2012

Berani Mengkhianati Tuhan?

Menatap dingin bara api di neraka; sebuah sikap dalam amarah. Rasa yang membuncah seakan memukul riuh hening malam. Aku diam, hanya merasa diantara kelam tanpa harapan. Mungkin saja ini sebuah ratapan yang tak kunjung usai, atau bahkan kejutan dari pencipta. Entahlah. Ungkapan ini yang membuat diriku menetap diam, lalu menyelam dalam. Berbagai stigma terus kutelaah, namun hanya nihil yang kujumpa. Buntu.

"Pantaskah aku hidup?" teriakku tanpa sasaran.

Badanku lunglai, menyeret langkah diantara coklatnya tanah tanpa cahaya, "Lalu, untuk apa hidupku ini?" lanjutku.

Aku memiliki tujuan hidup. Benar, setitik asa dalam jutaan yang membelenggunya. Walaupun aku merasakan hampa, menyendiri yang tak mendua, itulah harapku. Tuhan? Ialah zat yang menjadikan langkahku tegar diantara kepingan hina. "Ia ada. Namun, dimana?" monolog abstrakku masih berlanjut, "Mereka bilang disini, namun aku masih meratap sepi. Adakah aku kurang sesuatu? Aku telah menyembahMu tak mengenal waktu, tasbihku melantun diantara isak tangis ini. Masihkah itu kurang?" tanyaku.

Kecewa? Aku seakan mual mendengar kicauan itu. Batinku pernah memberontak, berteriak merusak jalan pikiranku. Semakin lama, aku terbiasa akan rasa ditelanjangi, diludahi, terlebih dicaci maki. Aku tak kuasa, aku memang hina. Yah, seperti mereka yang mengatakannya, derajat kita sama, seperti sampah, walau mereka sedikit lebih beruntung.

Seorang plegmatis yang tak berdaya mengatakan sesuatu yang frontal? Sungguh tak pantas. Aku harus tetap melangkah, menuju haribaan senja yang masih jauh letaknya. Berlari, mungkin aku harus lebih cepat menujunya. Pandanganku, keindahan senja dapat menyelimuti sejuknya malam. Dalam gelap, ekspektasi satanisme yang menghalangi jarak pandang semakin merayuku. Rasa ini semakin menjadi-jadi, irisku seperti kelabu. Aku buta, batinku dan pikiranku. Kematian?

Dua puluh lima jam, waktu yang terlalu singkat jika dibandingkan dengan penderitaan. Aku melewatinya. Dan, kini sebuah siluet hitam jatuh kearah timur, menandakan ia siap menjadi saksi jeritan hati. Mata pisau yang berkarat menusuk perlahan pada lengan, memutus nadi yang berdegup kian kencang. Mengiris, memutus lagi hingga siluetku berhiaskan merah. Tetes pengkhianatan kepada Tuhan, aku pamerkan kepadaNya. Tatap sinis berhiaskan senyum aku peragakan. Sungguh biadab.

"Hahaha. Adakah Engkau bersamaku?" tawaku berharap akan titik asa itu.

Hening, seakan tak ada perangai membatasi. Ragaku tak mampu lagi menahan, Ia tetap tak menjawab. Semua merah, semuanya bersimbah darah. Aku membabi buta, teriakku mengguncang keindahan senja, "Aargggghhh". Aku khilaf dan tak mampu bersujud maaf. Perlahan, mentari pun hilang menjemput malam. Aku bersamanya. Musnah.

*****
"Bunuh diri sama saja mengkhianati Tuhan yang telah memberikan kehidupan. Hidup sebuah pilihan insan, takdir akan ditetapkan Tuhan. Tetap semangat menjalani hidup!" -Basith K. Adji


(Berani Mengkhianati Tuhan? karya Basith K. Adji)
Dilarang menyebarluaskan Flash Fiction ini tanpa izin penulis.

Bagikan Artikel di:

79 komentar:

  1. apakah lo masih suka sama orang yang berani mengkhianati tuhan ? tuhannya aja berani di khianatin, apa lagi lo entar shit :D *Upssss
    kenapa jadi curcol ... Zzz

    BalasHapus
    Balasan
    1. film cin(T)a, ini kata2nya annisa =)

      Hapus
    2. Hahahaha, bang dian, kamu to the point banget! Aku suka! hahaha bener banget kata puni, ini juga inspirasi dari film cin(T)a dan lagu Linkin Park - Shadow of the day :D

      Hapus
    3. film iniiiiiiiiiiiii aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah *melayang dan galau*

      Hapus
    4. Hahaha, bang daka lagi kasmaran dengan film cin(T)a hohoho :p

      Hapus
  2. Terkadang kita berada di satu titik dimana kita tidak bisa menahan beban hidup. Hanya ada dua pilihan, menghadapi atau mengingkari.

    Musiknya sesuatuh ya kakak~

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yap! Tepat sekali puni :* hohoho Iya, musiknya itukan memang disengaja begitu #uhuk :p

      Hapus
    2. Teruslah menggantung asa, karna Tuhan tidak pernah tidur *quote by funy* muahahahaa
      btw, kau pake juga yang itu ya. sesuatuh banget xP

      Hapus
    3. Hohoho siap ibu peri, lala setuju dengan ibu peri *sinetron Bidadari zaman baheulak* hahaha :p Hu'uh pun xD

      Hapus
    4. Ketauan ni yee yg suka nonton sinetron :p
      muahahaha
      pantes aja kau pengen cerita bang ujay ada pangeran berkuda #eh

      Hapus
    5. Muahahaha itukan dulu puni xD Eh kampret, iya, abisnya sesuatu aja tuh idenya xD

      Hapus
    6. Eh nama gw dibawa-bawa.. ada apa gerangan dengan pangeran berkuda?? -_-

      Hapus
    7. bang ujay pede kali, bawa2 abang mah berat diongkos :p

      Hapus
  3. keren banget sob tulisannya penuh inspirasi, semangat hidup memang perlu iringan dari sang maha pencipta :)

    BalasHapus
  4. dunia memang kejam...penting untuk kita besabar, mengingatkan yg salah,saling membantu^^

    + thinking^^

    semangat ya :D

    BalasHapus
  5. Merinding nya kerasa pas kalimat "mata pisau yang berkarat menusuk perlahan " hmph.. angkeeer..

    untuk apa hidup harus berputus asa dan menyalahkan Tuhan, kalau masih ada ASA..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hohoho~ variasi cerita abang, biar gak monoton :P Yep! Tetep semangat menjalani hidup dong yang pasti ~(^_^)~

      Hapus
    2. Lagi berpikir keras bikin tantangan apa lagi buat kau Nak *geleng-geleng...

      Hapus
    3. Hahaha aku siap menerima tantanganmu abaaang :p

      Hapus
  6. kurang terlalu ngerti sama isinya tapi kalo ada yang berani mengkhianati tuhan sama aja dia enggak bersyukur

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe, telaah aja setiap untaian katanya bang :p
      Yep, bener banget! kalau kata iklan rinso, berani mengkhianati itu tidak baik *ditabok masa* hohoho xD

      Hapus
  7. JAdi teringat dosa2 yang telah diperbuat kalau baca ini... Astagfirullah..

    BalasHapus
  8. setuju banget deh sama quotenya. mantap, Bang :)

    BalasHapus
  9. pesan terakhirnya bagus banget bang bas :) banyak orang di rumah sakit yang ingin tetap hidup. bunuh diri adalah pilihan yang bodoh...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yuhuuuu~ bener banget, bunuh diri itu pilihan yang bodoh! :D

      Hapus
  10. aku udah follow kamu, tulisan kamu keren2 ^^ slm knal yah

    BalasHapus
  11. uwaa udah pasti dia (yang menghianati Tuhan itu) masuk neraka. bagus bangett keren. lek dis :D

    BalasHapus
  12. Baguss..ngalir banget..
    selalu suka pemilihan kata2 mu Basith ^_^

    BalasHapus
  13. Wow! Akhirnya bunuh diri ya?
    Memutus nadi lalu semuanya merah.

    Like this. :)

    BalasHapus
  14. Hohoho makasih tika, iya, sembari belajar mengasah kata utk kehidupan yang lebih baik #halah #apaini hahaha xD underdog? kan udah tamat weeek :p

    BalasHapus
  15. mengkhianati Tuhan? Apa pernah kau berfikir Tuhan tak pernah mengkhianatimu? Apakah kau percaya semua itu, entahlah.

    ^ bukan aku yang nulis, hahaha
    ini hal baru bang yang ada di blog ini bang, kasiiih apresiasi ah *prok prok*
    terus mau ralat kakak, itu tulisan dineraka yang bener tuh di neraka. soalnya kalo kata "di" dan "di" belakangnya diikuti kata benda/tempat (selain kata kerja) diberi spasi satu ketuk kakak. FYI aja XD

    sumber: wikipedia + materi diklat jurnalistik

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tuhan mengkhianatiku hohoho membalikkan fakta ini abang, entahlah, yang jelas aku yakin Ia tak pernah mengkhianati :D

      Oke bang, makasih sarannya, langsung aku perbaiki ;)

      Hapus
  16. Kan ada beberapa yang bikin nangis, salah satunya yg khusus Tsunami :D hohoho Iya, udah tamat tika :p

    BalasHapus
  17. Kata demi kata gue baca semakin merinding.. horror ya -___-'
    tetep cemunguudhhhh shit, eh sithhh :)))

    BalasHapus
  18. postingan lo yang ini gue suka bgt bang,
    terus berkarya ya bang.
    gue bakal jadi pembaca setia dari tulisan2 lo.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih yaaa anu :D insyaAllah akan terus berkarya ^_^

      Hapus
  19. suka banget sama gaya bahasa bang basith...keep writing bang!!!

    BalasHapus
  20. keren gan , jangan lupa follback ya gan www.riko-zone.blogspot.com

    BalasHapus
  21. Kombinasi musik ama tulisan yang keren, mantab!

    BalasHapus
  22. haaaaaaaaa kereeeen ._______. *tepuktangan*

    salam kenal kaka ^^

    BalasHapus
  23. cerpennya aku suka, apalagui kata2 terakhirnya itu... nice quote.... ^^

    BalasHapus
  24. aku suka prinsip hidupnya di bagian ending,setujuu...

    BalasHapus
  25. Astaghfirullah.. jangan sampai :)

    BalasHapus
  26. Ceritanya ngena bgtzz bang...
    Gaya bahasanya juga sibp..

    Salam Kenall yaa :)
    Jangan lupa mampir juga ke blog aye bang :D

    BalasHapus
  27. waaa ketemu sama senior yang jago fiksi nih. asik bisa sharing dan belajar dong sama Kak Basith *kedip kedip mata*
    syifa juga seneng nulis fiksi.
    saling follow yuk biar bisa manjangin silaturahmi *ciee haha

    BalasHapus
  28. wuih judulnya ngeri....
    bunuh diri adalah tindakan bodoh....
    seharusnya kita berkarya untuk menunjukkan rasa terimakasih kita kepada Tuhan...
    :)

    BalasHapus
  29. postingannya bagusss! soalnya banyak manusia yang seakan gak ber-Tuhan..
    tapi itu sumpah video bonekanya asli sereeeem

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe, makasih yah :) Yep! begitulah ;)
      Videonya kan hanya backsound doang ;)

      Hapus
  30. keren banget sob. . .
    menginspirasi sekali
    salam sukses selalu

    BalasHapus
  31. Untaian narasi yang menggetarkan hati! *supersekali!

    Salam Ukhuwah! :)

    BalasHapus

Komentar tidak melalui seleksi apapun. Jadi, ayo berkomentar! Tapi yang beretika yah. Terima kasih untuk tidak jadi Spammer. ^_^

newer posts older posts back home